Welcome to my Blog!

Senin, 09 Mei 2011

Laporan Kegiatan

Seminar IP TV 
GUNADARMA - TELKOM

I. Pendahuluan 
  • Latar Belakang 
Perkembangan teknologi saat ini sangat memungkinkan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia luar dengan waktu yang sangat cepat. Begitu juga dengan perkembangan visual manusia yang ingin mendapatkan  hasil terbaik dari karya ciptanya. IP-TV adalah sebuah penggabungan antara perkembangan teknologi dengan perkembangan visual manusia yang bertujuan untuk mempermudah dan mempermurah pertukaran informasi satu arah. Sistem IP yang menyediakan metode universal konektifitas dua arah, membuat IPTV bisa menyediakan konten lebih interaktif. Oleh sebab itu, IPTV dinilai bisa sebagai sarana siaran masa depan.
  • Dasar Hukum 
Keberadaan teknologi Internet Protocol Television atau IPTV diyakini bakal menggeser dan menjadi pesaing baru dalam bisnis televisi berlangganan, khususnya televisi kabel atau satelit. Akan tetapi, untuk sementara konsumen IPTV ini masih terbatas kalangan menengah atas. Menurut Manajer Pengembangan Bisnis PT Cisco Systems Indonesia Tony Seno Hartono, TV kabel berlanggan akan mendapat pesaing baru dari pengembangan teknologi berbasis internet yang bisa mengirimkan data berbentuk video. Terlebih lagi, teknologi itu memanfaatkan jaringan kebel telepon yang sudah banyak tersambung di rumah-rumah konsumen. Akibatnya, operator tidak perlu lagi membuat jaringan baru yang memakan biaya besar. 
II. Pelaksanaan Kegiatan
  • Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan seminar mengenai IPTV pada hari Sabtu tanggal 09 April 2011pada jam  08.00 s/d 13.00 WIB. Bertempat di Kampus J160 Universitas Gunadarma.
  • Peserta Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dengan pembicara seminar Bapak Pramasaleh (Asisten Vice President PT Telkom), Panitia kegiatan seminar adalah BEM Filkom Universitas Gunadarma dan dengan peserta mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas Ilmu Komputer.
  • Hasil Kegiatan
Peserta lebih mengenal tentang IPTV yang sedang berkembang di Indonesia serta mendapat gambaran bagaimana IPTV bekerja dibandingkan dengan TV kabel atau TV berlangganan yang sudah populer di Indonesia. Acara diadakan dengan penyampaian materi pada awal seminar dan diakhiri dengan games dan pembagian souvenir bagi pemenang games. Kegiatan yang dilakukan ini bekerjasama dengan PT>TELKOM Indonesia.






Selasa, 03 Mei 2011

Resensi Novel Jadian 6 Bulan


RESENSI NOVEL
“JADIAN 6 BULAN”
1. Identitas Buku
Judul             : Jadian 6 Bulan
Penulis          : Rhen Fathia
Tahun Terbit : 2005
Penerbit        : DAR Mizan
Tempat         : Jln. Yodkali No.16, Bandung 40214
Halaman       :202 halaman

2. Pokok – Pokok Isi Buku
Untuk ukuran karya seorang anak SMU, novel "Jadian 6 Bulan" boleh dibilang sangat bagus. Bahkan jika ditulis oleh seorang pengarang senior sekali pun, saya tetap berpendapat bahwa novel ini amat bagus.
Sinopsis :
Siapa pun tak ada yang menduga kalo Rio, cowok keren idola cewek se-SMA Negeri 1 Bogor itu, nekat nembak Tiara, seorang jilbaber, aktivis Rohis.
Gayung pun bersambut, Tiara mau jalan bareng sama cowok yang gape maen basket itu. Seisi "dunia" dibikin heboh oleh ulah mereka.
"Rio jadian sama Tiara? Mustahil!" cetus fans Rio.
"Tiara pacaran sama Rio? Masya Allah!" seru anak-anak Rohis.
Apa sesungguhnya yang mereka lakukan? Benarkah mereka jadian? Kalau bener mereka jadian, kenapa Rio suka uring-uringan sendiri?
Wah... bakal seru abis, nih, kalo bener mereka pacaran!
3. Kelebihan Buku
Kelebihan dari buku ini adalah pesan moral yang sangat kental di setiap para pembaca membacanya. Cerita dalam novel ini dihidupkan oleh adanya pesan-pesan islami yang berhubungan dengan kehidupan remaja sehari-hari. Setiap bulan yang berlalu memiliki makna tersendiri, dari pacaran terpaksa,kesal, cemburu, hingga cinta muncul diantara si tokoh utama.
4. Kekurangan Buku
Kekurangan novel ini adalah banyak dialog maupun narasi yang masih amat menggurui, seperti ceramah yang amat verbal. Jadi si penulisnya memang masih perlu belajar membuat jalinan cerita yang mengandung pesan moral tanpa terkesan menggurui.
Kekurangan lainnya adalah pada ending. Tiba-tiba semua orang berubah jadi orang baik, dan semua tokoh menjadi bahagia. Ini menurut saya merupakan ending yang terlalu dipaksakan, terlalu dibuat-buat dan terlalu didramatisir. Kenapa tidak dibuat alamiah dan wajar saja? Ending cerita itu tidak mesti membahagiakan semua orang, yang penting hikmahnya sudah tersampaikan dengan baik.
5. Saran
Penulis menggunakan banyak dialog yang bersifat menggurui, sehingga terlihat kesan bahwa novel ini memang ingin menyampaikan pesan moral dengan sangat jelas. Pembaca mudah untuk bosan karena pesan yang tersampaikan bisa langsung diserap. Dengan mengurangi sifat ini,,pembaca kemungkinan ingin membaca novel ini terus – menerus.

Pidato Ketahanan Pangan

Bismilahirahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Hadirin sekalian yang saya muliakan
Alhamdulillah, hari ini dengan ridho Allah SWT kita dapat menghadiri acara yang sungguh penting yaitu penyerahan tanda-tanda penghargan dari negara kepada para pimpinan dan putra-putri terbaik bangsa, yang telah berprestasi dan berhasil untuk meningkatkan ketahanan pangan di negeri ini.

Saya harus mengucapkan selamat dengan tulus dan penuh pengharapan kepada para gubernur, para bupati, para walikota, para kepala desa, para pimpinan kelompok usaha tani, para pimpinan dunia usaha, termasuk perseorangan-perseorangan yang dengan gigih dan bekerja keras telah menjadi teladan di dalam meningkatkan ketahanan pangan kita. Saya berharap prestasi yang telah saudara-saudara raih dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan di masa mendatang.

Saudara-saudara,
Bulan Desember ini kalau dari sisi pertanian atau dari sisi petani adalah bulan panen. Artinya negara dan pemerintah banyak memberikan tanda penghargaan sebagai ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada sekali lagi para pimpinan, para pejabat, pimpinan organisasi apapun organisasi itu, termasuk perseorangan yang benar-benar berprestasi di dalam kegiatan pembangunan yang terus kita laksanakan ini. Kalau menanamnya baik, Januari mulai katakanlah dipelihara sepanjang tahun insya Allah Desember seperti ini banyak yang panen. Oleh karena itu, seraya bersyukur teruslah dijaga prestasi dan kinerja ini untuk bisa lebih ditingkatkan di waktu yang akan datang.

Banyak juga yang mbanjir. Tahu mbanjir, bapak-ibu? Kalau di kampung saya, Pacitan, seseorang yang dapat rejeki berturut-turut itu istilahnya mbanjir. Tadi malam ada dua gubernur yang dapat penghargaan sebagai ke dalam aspek pendidikan, pembangunan pendidikan, pak Gubernur DIY dan pak Gubernur Jawa Tengah dan saya tahu tadi pak Bupati Demak, betul. Ya saya ingat tiga dan makin banyak tanda penghargaan yang diterima tentu membawa citra kehormatan dan kemulian bukan hanya pada beliau-beliau orang-seorang tetapi juga bagi daerah dan masyarakat yang dipimpin.

Hadirin yang saya hormati,
Pada bulan Mei tahun ini, kita selenggarakan konferensi ketahanan pangan yang diprakarsai oleh Dewan Ketahanan Pangan. Pada tingkat nasional saya adalah ketuanya dan Menteri Pertanian adalah ketua harian, sedangkan di tingkat provinsi ketuanya adalah para gubernur. Konferensi yang kita selenggarakan 7 bulan yang lalu itu adalah konferensi yang menurut saya sangat produktif untuk bersama-sama meningkatkan komitmen, menjalankan langkah-langkah nyata di lapangan atas dasar rencana dan program aksi yang baik.

Saya masih ingat waktu itu para gubernur juga hadir, bupati, walikota, anggota parlemen, pimpinan dunia usaha, para duta besar dan pimpinan organisasi internasional, pimpinan perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan banyak lagi. Kita membahas banyak hal, saya juga menyampaikan ajakan dan harapan kepada peserta konferensi waktu itu yang semuanya bertujuan untuk lebih meningkatkan ketahanan pangan kita secara nasional. Kita bahas juga sejumlah isu dan permasalahan yang kita hadapi dan kemudian akhir dari konferensi waktu itu kita rumuskan kebijakan, strategi dan program-program aksi yang mesti kita jalankan.

Boleh dikatakan prestasi yang diraih oleh saudara-saudara hari ini itu juga merupakan contoh nyata bahwa kalau kita sungguh ingin meningkatkan ketahanan pangan dengan konsep dan rencana yang baik, dijalankan dengan baik, dipimpin dan dikelola dengan baik. Insya Allah hasilnya akan nyata. Oleh karena itu, marilah kita teruskan upaya meningkatkan ketahanan pangan itu berangkat dari apa yang kita konferensikan 7 bulan yang lalu itu dan tentunya apa yang dikembangkan sendiri oleh para gubernur, bupati, walikota dan saudara sekalian sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi di masing-masing daerah.

Hari ini saya tidak ingin mengulangi apa yang saya sampaikan pada konferensi ketahanan pangan bulan Mei yang lalu. Tetapi hari ini boleh dikata saudara-saudara hari yang penuh kebahagiaan dan kesyukuran karena saudara menerima penghargaan dari negara. Oleh karena itu, saya ingin banyak bercerita dan berbagi dalam arti sharing, baik pengetahuan ataupun pengalaman tentu yang berkaitan dengan upaya kita meningkatkan ketahanan pangan secara nasional, dan tentu dengan cerita dan berbagi pengalaman serta pengetahuan ini kita bisa bekerja lebih keras lagi, lebih giat lagi dan lebih gigih lagi di masa depan.

Pertama-tama, saya ingin cerita tentang dunia kita apa yang tengah terjadi, kemudian yang kedua nanti saya ingin cerita tentang negara kita sendiri apa pula yang sedang terjadi dan kita hendak menuju kemana.

Saudara-saudara
Lima tahun yang lalu, saya sering mengatakan bahwa jumlah penduduk di bumi ini adalah 6,6 miliar, tapi mulai tahun 2010 saya mengatakan jumlahnya telah menjadi 6,8 miliar manusia. Saya baru saja membaca tadi pagi majalah yang terbit di luar negeri yang berjudul Forum Policy, dan juga dunia di tahun 2011 yang diterbitkan oleh The Economist, di situ tercantum prediksi ilmiah berapa jumlah penduduk pada tahun 2011, 2012 mendatang, gamblang sekali.

Pada tahun 1999 berarti itu 11 tahun yang lalu, ada seorang warga negara Bosnia yang bernama Adnan dicatat oleh PBB menjadi manusia ke 6 miliar waktu itu. Menurut yang saya baca tadi pagi 2011, 2012 akan lahir baru, Adnan yang baru meskipun namanya tentu berbeda, bangsanya berbeda, negaranya berbeda akan menjadi manusia yang ke 7 miliar. Jadi siap-siap kita hidup di bumi yang dihuni oleh 7 miliar manusia yang tentu memerlukan pangan, energi, air dan sejumlah kebutuhan manusia untuk kehidupannya yang juga maha besar.

Sekarang ini saja, dari 6,8 miliar manusia, ada 850 juta yang secara kronis hidupnya dalam kelaparan. Malam hari sulit tidur, karena perutnya kosong. 17 ribu anak-anak utamanya di negara-negara yang menghadapi persoalan pangan mesti meninggal dalam setiap harinya. 17 ribu anak-anak meninggal setiap harinya karena lapar, karena kekurangan pangan.

Mengapa ini terjadi? Banyak faktornya: kemiskinan yang absolut masih terjadi di banyak tempat, perubahan iklim yang menganggu produksi dan produktivitas pertanian kita, konsumsi atas pangan yang juga meningkat bukan hanya untuk 6,8 miliar manusia tadi, tapi di seluruh dunia telah bertumbuh yang namanya kelompok menengah, the middle class. The middle class inilah yang ternyata juga mengkonsumsi lebih banyak makanan karena pendapatannya, karena penghasilannya atau income-nya juga bertambah tinggi.

Oleh karena itu, tidak heran kalau dunia kita sering mengalami krisis pangan, baik ketersediaannya, distribusinya maupun keterjangkauan harganya. Oleh karena itu, kalau pada tingkat dunia kita selalu membahas di forum manapun juga, mari kita bekerjasama, bermitra, saling bantu-membantu untuk menyelamatkan pangan dunia, food security, pada tingkat global.

Itu yang mesti kita pahami dunia kita dengan segala kompleksitas kehidupannya akibat jumlah penduduk yang kian meningkat, sedangkan buminya tidak berkembang, bahkan sumber daya alamnya makin berkurang. Itu cerita tentang dunia.

Mari kita lihat cerita atau potret tentang negara kita sendiri. Kalau dunia mengalami krisis, hampir pasti Indonesia terkena. Ada krisis minyak, ada krisis pangan, ada krisis beras misalnya. Dampaknya langsung kita rasakan, begitulah tata perekonomian dunia yang sudah terintegrasi, saling kait-mengait satu dengan yang lain.

Kalau kita lihat daerah-daerah kita, provinsi-provinsi, kabupaten dan kota sampai desa di seluruh tanah air ini, apa yang kita lihat paling tidak 6 tahun terakhir ketika saya mengemban amanah sebagai Presiden, kelihatan ada daerah yang lebih atau yang surplus, tapi juga ada daerah yang minus atau yang kurang, yang defisit. Ini sendiri sudah merupakan persoalan kalau tidak kita kelola dengan baik. Cara mengatasinya ya: kalau bisa yang defisit, yang minus kita bikin cukup dan surplus. Sementara belum bisa harus dibikin distribusinya secara nasional baik, konektivitasnya baik, perdagangan antar pulau baik, dengan demikian secara nasional mendapatkan kecukupan pangan yang baik.

Penduduk kita sekarang berjumlah 237 juta jiwa, itu hasil sensus yang dilaksanakan oleh BPS beberapa saat yang lalu. Dengan cerita ini saya ingin mengatakan bahwa kecukupan pangan, ketahanan pangan termasuk di dalamnya swasembada untuk komoditas pangan tertentu merupakan tantangan yang harus kita jawab dari waktu ke waktu.

Hadirin yang saya hormati
Pertanyaannya sekarang adalah apa jawabannya? Apa solusinya? Untuk memastikan makin ke depan ketahanan pangan kita makin baik, makin ke depan seluruh Indonesia bisa terhindar dari krisis-krisis lokal, kurang gizi, kurang pangan ada yang malah terjadinya kelaparan di kecamatan atau distrik tertentu apa yang mesti kita lakukan?

Yang mesti kita lakukan tentu saja secara nasional semua berupaya dengan gigih untuk meningkatkan produksi pangannya, meningkatkan kecukupan, supply atau pasokan pangannya, meningkatkan distribusi secara agar harga tetap terjangkau dan stabil, dan juga tentunya menuju ke kemandirian pada komoditas-komoditas tertentu. Ini solusi yang mesti kita lakukan dan tidak boleh berhenti, terus-menerus harus kita lakukan.

Organisasi internasional memiliki cakupan, peran dan tugas berkaitan dengan pangan dunia, yaitu FAO mengatakan bahwa negara-negara yang berhasil meningkatan ketahanan pangannya, food security, menurut FAO adalah negara yang ekonominya terus tumbuh, utamanya pertaniannya juga terus tumbuh dan penduduknya bisa dikontrol untuk tidak meledak. Jadi jumlah penduduk itu akan bisa didukung oleh kapasitas yang ada di dunia kalau itu global, kapasitas di tanah air kita kalau itu nasional, logis. Oleh karena itu kalau kita ingin menyukseskan program keluarga berencana, ada kaitannya dengan daya dukung, sepenggal dari bumi ini yaitu tanah air Indonesia.

Atas dasar kajian, survei, penilaian dan pengalaman-pengalaman empirik. Oleh karena itu, saudara-saudara masih dalam menjawab dan mencari solusi secara nasional, maka sekarang ini secara nasional tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota untuk betul-betul all out. All out itu ya habis-habisan bekerja sangat keras, apapun harus kita lakukan untuk bisa meningkatkan ketahanan pangan tadi, sebab dunia sering mengalami krisis pangan, negara kita juga punya permasalahan yang fundamendal yang saya sampaikan tadi.

Saudara-saudara
Banyak teori, banyak bacaan, banyak anjuran dalam era globalisasi ini ya kita harus bisa go global. Kita harus memahami hukum-hukum perdagangan dunia, demikian juga di bidang pangan dan energi misalnya. Yang tidak paham tentang dunia, tentang globalisasi, yang tidak bisa go global, yang tidak bisa mengintegrasikan dirinya dalam tatanan perekonomian global katanya akan menjadi bangsa yang kalah, menjadi the loser dan bukan the winner.

Dalam aspek tertentu, itu benar asalkan kita pahami dalam era globalisasi ini kita harus cerdas dan arif di dalam mengalirkan sumber-sumber untuk meningkatkan kemakmuran kita di dalam mendapatkan peluang atau opportunity pada tingkat masyarakat dunia. Kalau itu bisa kita lakukan go global seperti itulah yang membawa manfaat. Tetapi saudara-saudara ada satu antitesis, ada paradigma lain di samping everything must go global misalnya, semuanya harus dikaitkan dengan hukum-hukum dan realitas globalisasi.

Saya mengistilahkan meskipun ada paradigma go global, saya pandang ada juga paradigma go local. Mari kita kembali ke negeri kita, provinsi, kabupaten, kota bahkan ke desa-desa bahkan ke rumah tangga-rumah tangga, go local, karena akhirnya apa yang perlu makan itu orang-seorang kalau ini masalah ketahanan pangan, rumah tangga demi rumah tangga, makanya saya senang ada kelompok petani, kelompok peternak, kelompok nelayan, kelompok usaha, semuanya.

Saya senang itu mengindikasikan saudara justru tahu bahwa meskipun statistiknya global: kemiskinan dunia sekarang sekian jumlahnya, kelaparan sekian, bangsa yang masih mengalami kesulitan pangan sekian, demikian juga nasional, tapi dalam praktek yang merasakan kalau ada kekurangan pangan ya orang-seorang, rumah tangga demi rumah tangga yang paling tahu adalah kelompok-kelompok RT, RW, dusun, desa, kampung dan sebagainya. Oleh karena itu go local ini baik pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan kota maupun sampai rumah tangga-rumah tangga harus juga kita jadikan paradigma, di samping paradigma yang katanya kita juga harus mengintegrasikan perekonomian kita dengan perekonomian dunia.

Go local ini bisa dimaknai begini, saudara-saudara, meskipun ada yang mengatakan, “Kalau kita lebih murah membeli pangan dari luar negeri, kenapa kita harus menanam sendiri? Beli saja. Begitulah hukum-hukum perdagangan internasional.” Kalau untuk pangan, saya berpikir tidak harus mengikuti seperti itu, apalagi krisis setiap saat membayangi dunia dan juga negara kita punya persoalan. Kalau pangan lebih bagus kita berketetapan untuk memiliki kemandirian, kemandirian pangan nasional. Alasannya pangan adalah kebutuhan dasar manusia, basic human need.

Ada seorang ahli psikologi namanya Abraham Maslow yang mengatakan ada hierarki, ada urutan yang diperlukan manusia. Yang paling diperlukan urutan pertama itu kebutuhan secara fisiologis: makan, minum tidak bisa ditunda. Setelah itu tercukupi, baru dia ingin aman, aman secara fisik, aman dari kejahatan, aman lapangan pekerjaannya, jangan sampai PHK. Setelah itu terpenuhi, dia ingin punya kawan, dia ingin bergaul. Setelah itu terpenuhi, dia merasa, ”Saya akan punya harga diri, saya punya citra.” Setelah itu yang paling atas, ”Saya ingin menjadi seseorang, I want to be somebody. Mengapa tidak? Saya ingin jadi bupati, saya ingin petani yang berhasil, saya ingin jadi pengusaha yang sukses.” Namanya aktualisasi diri, self-actualizism.

Kembali ke situ, semuanya yang paling diperlukan ya makan, minum. Oleh karena itu, pangan tidak ada substitusinya, oleh karena itu kemandirian, kecukupan memang punya alasan yang kuat, ditambah jumlah penduduk kita sudah mencapai 237 juta. Apakah kita bisa mandiri? Barangkali kalau Singapur tidak cukup lahannya untuk pertanian. Waktu Pak Fauzi Bowo mendapat penghargaan tadi, saya ingin bertanya, ini sawahnya di mana, pak? Saya takutnya yang tumbuh bukan padi, tapi gedung-gedung itu. Saya belum mengatakan masih ada. Negara kita 8 juta km2, 2 juta itu daratan, jadi terhampar luas.

Kemudian mengapa kita harus bangun kemandirian, saya ulangi berkali-kali dunia tidak aman, kadang-kadang mengalami krisis, jangan sampai kita kena getahnya, kita jadi korban dan yang terakhir harga diri. Bayangkan kalau Indonesia tanahnya luas begini, airnya lebih luas lagi kok kurang makan, kok kurang pangan. Itu tidak bisa diterima akal sehat. Oleh karena itu, kemandirian pangan secara nasional dalam aspek yang luas ya ketahanan itu harus kita wujudkan.

Sekarang saya ingin langsung saja dari nasional, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan saya ingin menukik ke desa, ke rumah tanggga-rumah tangga, saya beberapa kali lihat pameran, saya datang ke banyak daerah, saya lihat rumah dan pekarangan, saya lihat usaha di desa di bidang pangan, expo banyak sekali exhibition. Saya tertarik pada satu hal betapa kelompok-kelompok lokal, apakah petani, apakah usaha apapun di situ itu sering menyumbang terciptanya ketahanan pangan pada tingkat yang paling depan yang lokal. Nah, kalau semua kecamatan di Indonesia ini pada saatnya menyumbang ketahanan pangan nasional, rumah tangga-rumah tangga juga bisa begitu, paling tidak yang sangat diperlukan hari-sehari kalau itu ada persoalan di pasar itu juga bisa terpenuhi.

Poin saya adalah mari kita hidupkan terus kegiatan kelompok-kelompok kecil di seluruh Indonesia. Gunakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat kalau itu diperlukan atau bantuan-bantuan yang lain. Manfaatkan ladang pekarangan untuk bisa ditanami tanaman pangan. Saya sering melihat dan memperhatikan rumah yang, rumahnya tipe 27 masih ada pekarangan, masih ada emper, masih ada di bawah atap, teras-teras itu apalagi yang tanahnya 200 meter itu, ditanami ada, di pot ada yang segala macam, ada yang lele, ada yang tomat, ada yang cabe, ada yang kacang panjang segala macam.

Mungkin, “Ah ngapain gitu-gitu, globlisasi kok gitu. Ah ini zaman baheula itu, zaman dulu itu.” Tetapi kalau itu juga tidak ditinggalkan kearifan lokal, upaya pribadi secara nasional itu juga something untuk mengurangi beban kekurangan pangan kalau itu terjadi. Oleh karena itu, saya berharap Menteri Pertanian bersama saya dengan para gubernur, para bupati, walikota kalau perlu bisa dibikin contoh atau model rumah yang kecil, pekarangan yang tidak luas, yang bisa menghasilkan sesuatu.

Jadi jangan hanya pamerannya di Jakarta, yang nonton paling banyak hanya 5.000, padahal yang pingin tahu informasi ini seluruh Indonesia. Mungkin kalau kepala desa setiap hari kan bisa ketemu dengan warganya, ya paling tidak seminggu sekali aktif, peduli itu akan berubah. Kepala desa harus lebih aktif di tempat-tempat itu karena merekalah pemimpin terdepan dan tentu kalau dari segi anggaran kita sedang merancang pengalokasiannya, kalau desa itu juga mendapatkan bantuan yang memadai untuk betul-betul digunakan di desanya.

Pendek kata, ini soal yang barangkali tidak menarik, tidak akan masuk media biasanya yang begini-begini, kurang seru. Saya dengan Pak Sultan tidak ada apa-apa, diadu-adu, itu senangnya media. Saya menghormati Pak Sultan, beliau juga menghormati saya. Itulah tapi jadi berita terus, kita harus sabar, Pak Sultan.

Yang begini-begini meskipun tidak menarik, tidak sexy, itu harus kita lakukan, itu mulia, Allah Maha Tahu, dicatat sebagai amal kita selama hidup di dunia.

Saudara-saudara
Itulah yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini dan sekali lagi selamat, mari kita tingkatkan upaya kita bersama untuk meningkatkan ketahanan pangan di negeri kita ini.

Sekian
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

sumber : www.presidenri.go.id

Sabtu, 09 April 2011

Manusia dan Komputer

Manusia adalah makhluk yang paling cerdas yang diciptakan Tuhan, yang mempunyai akal dan fikiran dibandingkan makhluk lain. Kelebihan inilah yang bisa menghasilkan ide - ide untuk merubah segala jenis benda menjadi barang terpakai. Salah satu contoh ide hasil penemuan manusia adalah Komputer.

Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan. Kata computer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika.

Pada prinsipnya komputer berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih mudah melakukan sesuatu ataupun berkomunikasi. Namun dari segala efek positif yang diterima oleh manusia terdapat pula berbagai efek negatif, baik secara fisik dan mental.
Berikut ini adalah dampak negatif terhadap kesehatan dan psikologis manusia, diantaranya :
1. Radiasi 
Sejumlah penelitian yang dilakuan menunjukkan radiasi komputer berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Misalnya meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak, berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga 30 persen.

2. Computer Anxiety
Ketakutan terhadap komputer ini menerpa hampir sepertiga populasi pengguna dewasa komputer. Beberapa akibat dari kasus yang paling menakutkan yang dirasakan terhadap komputer adalah mual-mual, vertigo, dan keringat yang bercucuran. 

3. Adiksi terhadap internet
Komputer juga dapat membuat kecenderungan adiksi pada semua orang yang menggunakan komputer. Perasaan ini mendorong orang untuk terus-menerus menggunakan komputer layaknya orang yang mengidap ketagihan narkotika. Komputer beserta fitur yang ditawarkannya secara tidak sengaja membentuk komputer menjadi sperti obat yang harus diminum dan jika tidak diminum akan menimbulkan rasa sakit tersendiri yang dialami para penggunanya.

4. Radiasi Monitor
Berdasarkan hasil penelitian, 77 % para pemakai layar monitor akan mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata.

5. Terganggunya Syaraf
Kebisingan yang tinggi dapat mempengaruhi syaraf manusia dan hal ini dapat berakibat pada kelelahan maupun rasa nyeri.
 

6. Repetitive Strain Injury (RSI)
RSI merupakan sebuah terminologi yang mengacu pada beberapa variasi keluhan kerangka otot (musculoskeletal). Ini menyangkut keluhan yang dikenal dengan sakit urat otot. RSI meliputi gangguan lengan atas berkaitan dengan kerja (Work-Related Upper Limb Disorders) dan luka penggunaan berlebihan yang berhubungan dengan kerja (Occupational Overuse Injuries).
biasanya terjadi karena cara duduk yang salah. 

7. Anti Sosial
Sikap dan perilaku anti sosial terbentuk dari terpaan isi program dari fitur yang diciptakan dari media ini komputer. Salah satu fitur yang banyak menghiasi isi software komputer adalah permainan. Baik anak-anak, remaja sampai orang dewasa menggunakan komputer untuk memainkan permainan kesukaan mereka masing-masing.

Manusia  dan komputer adalah sebuah ciptaan yang luar biasa. Manusia dan komputer memiliki beberapa perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang terlihat sangat jelas adalah masalah konsistensi.  Manusia sebagai mahkluk organik sering tidak konsisten, dalam beberapa proses kegiatan manusia seringkali terjadi kesalahan  atau melupakan sesuatu. Sedangkan  komputer (saya yakin anda juga sudah tahu), sangat konsisten karena punya data base, tabel, metoda terstruktur untuk menyimpan/menginterpretasikan/mengambil data, dengan input yang sama akan menghasilkan output yang sama karena hubungan spesifik sudah ditentukan terlebih dahulu. Kemudian perbedaan dari masalah memori. Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dari sesuatu yang kemudian disimpan dalam memori sebagai pengalaman dan pengetahuannya. Sedangkan komputer hanya dapat menyimpan memori dari setiap proses yang diinput oleh manusia yang akhirnya digunakan untuk proses lainnya.

Persamaan dari manusia dan komputer adalah dari setiap bagian yang digunakan hampir mempunyai fungsi yang sama. Yang pertama adalah otak dan processor ,Otak adalah bagian utama penggerak manusia. Processor adalah bagian utama penggerak komputer. Lalu ada jantung dan power supply. keduanya sama - sama memompa tenaga untuk menggerakan proses. Paru - paru seperti layaknya RAM yang berfungsi mengatur stamina dan kecepatan. Cerebrum pada otak manusia dan Harddisk sebagai tempat penyimpanan memori. dan masih banyak contoh persamaan dari manusia dan komputer.

Rabu, 06 April 2011

menghitung IP address class C(Jaringan Komputer)

Kelas-Kelas IP Address :
IP address yang dipakai secara umum dibagi dalam 3 kelas, yaitu :
Kelas A = 0-127 dengan jumlah host yang bisa dibuat kurang lebih ada 16 juta host.
Kelas B = 128-191 dengan jumlah host yang bisa dibuat kurang lebih ada 65 ribu host.
Kelas C = 192-223 dengan jumlah host yang bisa dibuat ada 254 host.

IP Address Class C
IP kelas ini dialokasikan untuk jaringan berukuran kecil.
Format dari Class C : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Ket : n = network; h = host
  • 3 bit pertama : 110
  • Panjang Network ID : 24 bit
  • Panjang Host ID : 8 bit
  • Byte pertama : 192 – 223
  • Range IP : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
  • Jumlah IP : 254 IP address pada tiap kelas C
Dimana cara menghitungnya :
Bilangan biner 1 masing-masing memiliki jumlah yang berbeda, yakni :
128 64 32 16 8 4 2 1
IP itu mulai dari 0(nol).Kombinasi angka tersebut adalah untuk netmask 255.255.255.128 yang di konversi ke Bilangan Biner adalah 11111111.11111111.11111111.10000000.
Kita ambil bit terakhir yaitu : 10000000.
Apabila pada kolom pertama di beri nilai ‘1′ dan yg lainnya bernilai ‘0' ( .10000000 ) = 128
Maka : IP yang tersedia : 255-192 = 63
1. Jumlah IP yang kita miliki (tersedia) sebanyak 64 nomor dari 0 sampai 63
2. Netmask yang harus dipakai adalah 255.255.255.192
3. Kita dapat menuliskan IP tersebut 192.168.1.0/26 dengan 26 sebagai nilai prefix-nya.
4. Jumlah segmen yang terbentuk :
192.168.1.0 – 192.168.1.63
192.168.1.0 (sebagai Net-ID)
192.168.1.63 (sebagai broadcast)
192.168.1.1 – 192.168.1.62 (jumlah host-nya)
5 Jumlah IP yang dapat dipakai untuk host sebanyak 62 setelah dikurangi dengan Net-ID dan Broadcast.


Misalnya saya mempunyai sebuah network address 192.168.1.0/27 ?
Artinya : 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /27 berarti 11111111.11111111.11111111.11100000 (255.255.255.224).
Dengan analisa seperti diatas. Kita harus menghitung :
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah
23= 8 subnet.
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan
dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
25– 2 = 30 host

3. Blok Subnet = 256 – 224 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 32. Subnet berikutnya adalah 32 + 32 = 64, dan 64+32=96. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, 224.
4. Alamat host dan broadcast yang valid, kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet
192.168.1.0
192.168.1.32
192.168.1.64
192.168.1.96
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.33
192.168.1.65
192.168.1.97
Host Terakhir
192.168.1.30
192.168.1.62
192.168.1.94
192.168.1.126
Broadcast
192.168.1.31
192.168.1.63
192.168.1.95
192.168.1.127
Untuk lebih jelasnya mengenai IP range nya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama.

Sabtu, 08 Januari 2011

Komputer sebagai Kebutuhan


Komputer dalam kehidupan manusia saat ini bukanlah sebagai pelengkap tetapi sudah sebagai kebutuhan yang penting. Kondisi ini terlihat dari sikap berbagai lapisan masyarakat yang semakin aktif menggunakan komputer rumah maupun pergi ke rental  komputer. Mengerjakan tugas misalnya, seseorang lebih nyaman mengerjakan semua tugasnya dengan bantuan komputer. Mahasiswa yang berada dikampuspun banyak yang membawa komputer jinjing atau disebut laptop untuk mengerjakan tugas atau sekedar browsing. Bahkan saat ini, jika seseorang akuntan tidak mempunyai komputer, dia akan sangat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Selanjutnya, penggunaan komputer sebagai kebutuhan dalam hidup yaitu untuk penyimpanan data atau arsip penting.

Minggu, 14 November 2010

ARTIKEL BAHASA INDONESIA 3 (ANALISA KALIMAT)


Cara Modern untuk Tingkatkan Produksi Jamu
Para produsen jamu tradisional di Cilacap mulai menerapkan tekhnologi tepat guna dalam proses produksi jamu. Hasilnya, selain produksi meningkat, jamu yang dihasilkan pun lebih higienis. Karena ulah segelintir produsen jamu yang mencampur produk jamu dengan bahan kimia obat serta memproduksi tanpa izin, citra beragam merk jamu asal Cilacap, Jawa Tengah, tercoreng dalam beberapa tahun belakangan ini.
"Seolah-olah semua produsen jamu asal Cilacap menambahkan bahan kimia obat agar khasiatnya cepat terasa setelah diminum konsumen. Padahal, cara ilegal itu sebenarnya hanya dilakukan oleh beberapa gelintir produsen jamu yang kebetulan berada di Cilacap," cetus Munfarid, pengurus Koperasi Jamu (Kopja) Aneka Sari, Cilacap. Akibat pendiskreditan tersebut, lanjut dia, banyak produsen jamu yang gulung tikar.
Dulu, jumlah anggota Kopja Aneka Sari mencapai 836 produsen, namun kini setelah citra para produsen jamu Cilacap tercoreng, jumlah produsen jamu hanya 257 orang. Kondisi itu jelas mempengaruhi roda perekonomian masyarakat setempat serta produktifitas tenaga kerja. Pasalnya, satu produsen jamu tradisional biasanya memperkerjakan 10 sampai 20 karyawan. "Bisa dibayangkan berapa ratus orang yang harus kehilangan pekerjaan lantaran ulah segelintir produsen jamu ilegal," kata Munfarid dengan nada kesal.
Untungnya, tidak semua produsen patah arang menghadapi berbagai tudingan miring tentang kualitas jamu asal Cilacap itu. Bahkan, salah satu dari mereka berusaha bangkit dengan tetap menjaga kemurnian jamu serta menerapkan teknologi tepat guna yang diperkenalkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Tatang Mulyadi, produsen jamu di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Cilacap, merupakan salah seorang produsen yang menjaga kemurnian resep jamu dari leluhurnya. Pria berumur 31 tahun itu dipercaya mengelola perusahaan jamu Sumber Alami yang diturunkan dari Suparmin, kakek buyutnya.
Tatang memproduksi jamu dengan menggunakan tanaman-tanaman lokal yang berkhasiat sebagai obat sebagai bahan bakunya. Beberapa jenis tanaman itu, antara lain temulawak, temu ireng, kapulaga, sambiloto, pala, cabai jawa, kumis kucing, keji beling, daun sirih, kedawung, kayu manis, kencur, dan jahe emprit.
Untuk membuat jamu pegal linu dan penambah nafsu makan, semua bahan baku tersebut diolah secara manual dengan cara ditumbuk. Tatang juga menerapkan teknologi penepungan biji-bijian atau bahan rempah-rempah. Namun, mesin-mesin pembuat serbuk jamu yang ada di pasaran kapasitasnya sangat terbatas.
Menurut dia, semula jumlah produksi jamu dengan menggunakan mesin yang beredar di pasaran untuk membuat jamu pegal linu dan penambah nafsu makan hanya 50 kilogram per hari. Namun, kapasitas produksi itu bertambah setelah dia mendapatkan pembinaan dari LIPI lewat program IPTEK di Daerah (Iptekda) 2009.
Program tersebut memfasilitasi teknologi tepat guna yang sudah teruji (well proven) untuk mengolah jamu, mulai dari tahap pengeringan bahan baku, penepungan, hingga pengemasan. Bahkan, melalui program itu para produsen jamu dibina mengenai persoalan administrasi dan keuangan. "Kini, perusahaan saya mampu memproduksi jamu sampai satu kuintal per hari," ujar Tatang.
Proses Pembuatan
Lebih lanjut, Tatang menjelaskan proses pembuatan jamu diawali dengan pencucian semua bahan baku. Lalu, bahan baku itu dirajang tipis-tipis agar kandungan airnya cepat diuapkan selama proses pengeringan. Proses pengeringan dilakukan dengan bantuan mesin pengering bertenaga listrik karya perekayasa LIW. Mesin itu memiliki spesifikasi tenaga 1 horse power (hp), kapasitas 15 kilogram per siklus, blower 0,5 hp, dan tungku pemanas.
Menurut Dalmasius Ganjar S, perekayasa LIPI, mekanisme kerja mesin pengering tersebut berawal dari sumber listrik yang menggerakkan tabung silinder stainless berkapasitas 15 kilogram per siklus dalam kecepatan tertentu. Sumber listrik tersebut juga menghidupkan blower yang berfungsi menyalurkan sumber panas dari tungku. Sedangkan sumber pemanas dari tungku bisa menggunakan bahan bakar kayu atau gas.
Selama ini, kata Tatang, proses pengeringan masing-masing bahan baku jamu itu berbeda antara satu dengan yang lainnya. Penyebabnya, kadar air antara tanaman-tanaman obat itu juga memiliki perbedaan. Namun, satu hal yang pasti, proses pengeringan itu lebih cepat ketimbang memanaskan bahan baku di bawah terik Matahari.
Untuk mengeringkan 15 kilogram temulawak dengan mesin pengering, misalnya, membutuhkan waktu hanya sekitar 25 menit. Apabila dikeringkan dengan menggunakan sinar Matahari, maka kapan pastinya bahan baku tersebut kering tidak bisa ditentukan. Hal itu dikarenakan pemanasan di bawah terik Matahari sangat bergantung pada kondisi cuaca.
Setelah bahan baku kering, proses selanjutnya ialah memasukkannya ke dalam mesin penepung. Dalmasius menerangkan mesin penepung bertenaga listrik yang dirancang LIPI memiliki spesifikasi bertenaga 5. hp, berkapasitas 100 kilogram per siklus, humer mill berbahan baja amutit, dan memiliki ruang separator atau pemisah bahan baku kasar dan lembut.
Pengoperasian alat penepung itu dengan dengan cara memasukan bahan baku jamu yang sudah kering ke dalam suatu alat penampung. Selanjutnya, bahan baku disalurkan ke ruang penghancur (humer mill) yang berputar 2.800 revolutions per minute (rpm). Kemudian bahan baku yang hancur tersebut akan tersedot ke dalam ruang separator.
Untuk bahan baku yang berukuran 80 sampai 100 mesh langsung dikeluarkan dalam bentuk serbuk. Sedangkan bahan baku yang berukuran lebih besar dari 100 mesh oleh separator dikirim lagi ke ruang penghancur. Di sisi lain, bahan baku berukuran lebih kecil dari 80 mesh disalurkan ke ruangan penangkap debu. "Hasil serbuk jamu yang diolah dengan mesin penepung LIPI itu lebih lembut dari pada ketika ditumbuk dengan tangan," klaim Dalmasius.
Seusai melakukan penepungan bahan baku jamu, tambah Dalmasius, tahapan selanjutnya ialah pembuatan formula jamu untuk berbagai macam tujuan, semisal jamu pegal linu dan jamu sehat. Pembuatan formula itu juga dilakukan dengan bantuan mesin pencampur (mixing) agar semua komposisi jamu menjadi homogen.
Menurut Dalmasius, mesin pencampur itu memiliki spesifikasi yang cukup sederhana, yaitu terdiri dari wadah pencampur berkapasitas 15 kilogram yang digerakkan tenaga 0,5 hp. Wadah pencampur terbuat dari bahan stainless untuk memenuhi standar kebersihan dan hygienis. Alhasil, produk jamu yang dihasilkan juga terjamin kebersihan dan kehigienisannya.

ANALISA PENJELASAN DAN PEMBENARAN KALIMAT  

1.  Para produsen jamu tradisional di Cilacap mulai menerapkan teknologi tepat guna dalam proses produksi jamu.
->  Para produsen jamu tradisional   mulai menerapkan tekhnologi tepat guna
                        S                                                                      P
dalam proses produksi jamu   di Cilacap
                                                       Ket. Tempat

2.  Hasilnya, selain produksi meningkat,  jamu  yang dihasilkan pun   lebih higienis.
                 Keterangan                                 S                 P                        Ks
     Hasilnya merupakan preposisi.  Sebaiknya dihilangkan.
->  Selain produksi meningkat, jamu yang dihasilkan pun lebih higienis.
3.  Karena ulah segelintir produsen jamu yang mencampur produk jamu dengan  
                                    Induk Kalimat
bahan kimia obat serta memproduksi tanpa izin, citra beragam merk jamu  
                                                          Anak Kalimat
asal Cilacap, Jawa Tengah, tercorengdalam beberapa tahun belakangan ini.
   Kalimat diatas merupakan Kalimat Majemuk, karena memiliki induk dan anak kalimat

4.  Tatang memproduksi jamu dengan menggunakan tanaman-tanaman lokal yang berkhasiat sebagai obat sebagai bahan bakunya.
     Penggunaan kata sebagai tidak efektif. ‘Nya’ digunakan sebagai pengganti objek (Tatang).
->  Tatang memproduksi jamu dengan menggunakan tanaman-tanaman lokal yang berkhasiat sebagai bahan baku obatnya.

5.  Tatang  juga menerapkan  teknologi penepungan biji-bijian atau bahan
          S               P                                                       Pelengkap
     rempah-rempah.
     Kalimat diatas merupakan ‘Kalimat Majemuk Setara’, karena memiliki konjugsi ATAU

6.  Apabila dikeringkan dengan menggunakan sinar Matahari , maka kapan pastinya
                                      Anak Kalimat                                             Anak Kalimat 
bahan baku tersebut kering tidak bisa ditentukan.
Kata ‘Maka’ diatas sebaiknya dihilangkan agar kalimat tersebut menjadi induk kalimat dan merupakan kalimat majemuk
->  Apabila dikeringkan dengan menggunakan sinar Matahari , kapan pastinya 
                                      Anak Kalimat                                         Induk Kalimat
bahan baku tersebut kering tidak bisa ditentukan.

7.  Pengoperasian alat penepung itu dengan dengan cara memasukan bahan baku jamu yang sudah kering ke dalam suatu alat penampung.
->  Alat penepung  (itu)  dioperasikan   dengan cara memasukkan bahan baku  
                 S                           P                                 Keterangan Kerja
       jamu yang sudah kering ke dalam suatu alat penampung.

8.  Setelah bahan baku kering, proses selanjutnya ialah memasukkannya ke dalam 
                 Induk Kalimat                                              Anak Kalimat
        mesin penepung.
      Kalimat diatas merupakan Kalimat majemuk, terdapat Konjugsi ‘Setelah’ diawal kalimat. Dan diketahui Induk Kalimat beserta Anak Kalimatnya.